Skip to main content

Pembahasan Soal Momen Inersia

 

UN 2013

Dua bola masing-masing massanya m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Momen inersi pada sistem bola

Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, besar momen inersia sistem bola adalah ….

A.   0,24 kg.m2
B.   0,27 kg.m2
C.   0,30 kg.m2
D.   0,31 kg.m2
E.   0,35 kg.m2

Pembahasan

diketahui :

m1 = 2 kg 
m2 = 3 kg 
R1 = 20 cm = 0,2 m 
R2 = 30 cm = 0,3 m

Ditanyakan Momen inersia (I) pada sistem tersebut adalah...
Solusi

I = ΣmR2
  = m1R12 + m2R22
  = 2 × 0,22 + 3 × 0,32
  = 0,08 + 0,27
  = 0,35

Jadi, besar momen inersia sistem bola tersebut adalah 0,35 kg.m2 (E).

UN 2013

Dua bola dihubungkan dengan kawat yang panjangnya 6 m seperti pada gambar.

Momen inersia sistem bola UN 2013

Massa kawat diabaikan dan kedua bola diputar dengan sumbu putar tegak lurus kawat pada benda m1. Besar momen inersia sistem adalah ….

A.   6 kg.m2
B.   18 kg.m2
C.   36 kg.m2
D.   54 kg.m2
E.   72 kg.m2

Pembahasan

Pada sistem tersebut sumbu putarnya adalah m1, berarti momen Inersia m1 adalah 0.
Sehingga..
I = m2R22
  = 2 × 62
  = 2 × 36
  = 72

Jadi, momen inersia sistem tersebut adalah 72 kg.m2 (E).

UNAS 2008

Batang AB massanya 2 kg diputar melalui ujung A ternyata momen inersianya 8 kg.m2.

Momen inersia batang UNAS 2008

Bila diputar melalui pusat O (AO = OB), momen inersianya menjadi ….

A.   2 kg.m2
B.   4 kg.m2
C.   8 kg.m2
D.   12 kg.m2
E.   16 kg.m2

Pembahasan

Saat batang AB diputar dengan poros A, momen inersianya 8 kg.m2, sehingga panjang batang R dapat dicari dengan rumus: 

I = mR2
8 = 2R2 
R2 = 4 
R = 2 m

Saat batang AB diputar dengan poros A, massa batang terbagi menjadi dua, demikian juga jarak terhadap poros: 

mA = 1 kg 
mB = 1 kg 
RA = 1 m 
RB = 1 m

Dengan demikian, momen inersianya menjadi: 

I = ΣmR2
  = mARA2 + mBRB2
  = 1 × 12 + 1 × 12
  = 1 + 1
  = 2

Jadi, momen inersia pada keadaan tersebut adalah 2 kg.m2 (A).

UN 2015

iga benda P, Q, dan R terletak pada bidang x-y yang saling dihubungkan dengan batang tipis dan ringan membentuk sistem benda tegar.

myalfacentury
Data benda diberikan pada tabel:

BendaMassa (kg)Koordinat (meter)
P1(0, 3)
Q2(4, 0)
R1(0, −3)

Sistem diputar pada poros yang menembus bidang melalui benda Q dan tegak lurus bidang gambar, maka besar momen inersia sistem adalah ….

A.   50 kg.m2
B.   40 kg.m2
C.   20 kg.m2
D.   15 kg.m2
E.   5 kg.m2

Pembahasan

Karena benda Q bertindak sebagai sumbu putar maka yang diperhitungkan hanya benda P dan R. Perhatikan gambar berikut.




Berdasarkan gambar di atas, momen inersia sistem tersebut adalah:

I = m1 R12 + m2 R22
  = 1 ∙ 52 + 1 ∙ 52
  = 25 + 25
  = 50

Jadi, besar momen inersia sistem tersebut adalah 50 kg.m2 (A).


UN 2016

Perhatikan gambar empat partikel yang dihubungkan dengan batang penghubung berikut!


Massa m1 = m2 = 4 kg dan m3 = m4 = 2 kg, panjang a = 1 meter dan b = 2 meter, serta massa batang penghubung diabaikan. Momen inersia sistem partikel terhadap sumbu y adalah ....

A.   24 kg.m2
B.   32 kg.m2
C.   34 kg.m2
D.   56 kg.m2
E.   60 kg.m2

Pembahasan

Misalkan jarak antara partikel terhadap sumbu y adalah R, maka: 

R1 = 2a
     = 2 × 1 meter
     = 2 meter  

R2 = a
     = 1 meter 

R3 = b
     = 2 meter 

R4 = 2b
     = 2 × 2 meter
     = 4 meter

Momen inersia sistem partikel tersebut adalah:

I = ∑mR2
  = m1R12 + m2R22 + m3R32 + m4R42
  = 4×22 + 4×12 + 2×22 + 2×42
  = 16 + 4 + 8 + 32
  = 60  kg.m2

Jadi, momen inersia sistem partikel terhadap sumbu y adalah   60 kg.m2 (E).

UN 2017

Seorang penari berdiri di atas lantai es licin dan berputar di tempatnya seperti pada gambar.
















Mula-mula penari tersebut berputar dengan menyilangkan kedua tangan di dadanya (gambar A). Kemudian penari tersebut kembali berputar sambil merentangkan kedua tangannya (gambar B). pernyataan pada tabel di bawah ini yang benar berkaitan dengan kedua keadaan penari di atas adalah ….


Momen inersia (I)Momentum sudut (L)
A.IA = IBLA < LB
B.IA > IBLA = LB
C.IA > IBLA > LB
D.IA < IBLA < LB
E.IA < IBLA = LB

Pembahasan

Hubungan antara momen inersia dengan momentum sudut dirumuskan sumbu:

L = I ω

Momentum sudut bersifat kekal. Sehingga momentum sudut penari yang berputar dengan tangan disilangkan (LA) sama dengan momentum sudut saat berputar dengan kedua tangannya direntangkan (LB).

LA = LB

Sedangkan momen inersia nilainya bergantung pada jarak atau jari-jari putar sesuai rumus:

I = mR2

Jari-jari putar penari dengan kedua tangan disilangkan (RA) lebih kecil dengan jari-jari putar penari saat kedua tangannya direntangkan (RB).

RA < RB

Karena momen inersia berbanding lurus dengan jari-jari putar maka:

IA < IB

Jadi, pernyataan pada tabel di atas yang benar adalah opsi (E).

Comments

Popular posts from this blog

PEMBUKTIAN RUMUS ENERGI KINETIK

Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi energinya tetap kekal. Secara umum energy dapat dibedakan dalam berbagai bentuk yaitu energy potensial, energy kinetic, energy kalor, energy cahaya, energy nuklir dan energy murni. Energi potensial adalah energy yang dimiliki benda karena keadaan atau kedudukannya. Energi potensial ini meliputi energy potensial gravitasi, energy potensial elastis, energy potensial kimia, energy potensial nuklir, dan energy potensial listrik. Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah, sebagai contoh, air danau dipegunungan atau air didalam waduk yang tinggi. Jika air tersebut diberi kesempatan untuk jatuh (terjun), maka air tersebut dapat memutar turbin. Sedangkan energy potensial elastic dimiliki oleh suatu benda karena dalam keadaan diregangkan atau dimampatkan, sebagai contoh, busur panah yang berada dalam keadaan d

Pembahasan Soal UN Fisika SMA 2019 Nomor 1-5

Soal ini menerapkan pengaturan angka penting (AP) pada hasil pengukuran menggunakan jangka sorong hasil pengukuran dengan jangka sorong dapat dirumuskan dimana SU adalah hasil pengukuran pada skala utama jangka sorong...SN adalah hasil pengukuran pada skala nonius jangka sorong, dan KA adalah ketelitian jangka sorong..pada soal diatas, ketelitian jangka sorongnya adalah 0,1 mm = 0,01 cm. SU merupakan angka pada skala utama sebelum angka 0 SN SN merupakan angka pada skala nonius yang berimpit (membentuk garis lurus) dengan angka pada SU Hasil Pengukuran Panjang SU = 1,8 cm SN = 2 (0,01) cm = 0,02 cm Panjang = 1,82 cm (3 AP) Hasil Pengukuran Lebar SU = 0,4 cm SN = 6 (0,01) cm = 0,06 cm Panjang = 0,46 cm (2 AP) Hasil Pengukuran Tinggi SU = 1,3 cm SN = 5 (0,01) cm = 0,05 cm Panjang = 1,35 cm (3 AP)  , hasil pengukuran mengikuti aturan angka penting, harus memiliki jumlah angka penting yang sama dengan jumlah angka penting yang paling sedikit. jadi jawabannya ad