Skip to main content

Besaran Vektor

Notasi Vektor
Vektor merupakan besaran fisika yang memiliki nilai dan arah. Vektor biasanya digambar berbentuk anak panah, dimana panjang anak panah mewakili besar vektor dan arah anak panah menyatakan arah vektor.



vektor biasanya dituliskan dengan huruf tebal, sebanyak satu dan dua huruf.






Menggambar vektor perpindahan dengan menggunakan diagram vektor.
(a) Vektor AB = 1 cm ke kiri.
(b) Vektor CD = 5 cm ke kanan.




Vektor A dan vektor B sama, sedangkan vektor C dan vektor D tidak sama.

Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
1. Menggambar Penjumlahan Vektor
    Penjumlahan vektor dapat kita gambarkan dengan tiga metode, yaitu metode jajargenjang, metode
    segitiga, dan metode poligon

a. Metode Jajargenjang
- Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap di O
- Buatlah sebuah jajargenjang dengan sisi-sisi vektor  F1 dan F2
- Diagonal jajargenjang merupakan resultan vektor F1 dan F2 atau R = F+ F2 




- Sudut menunjukkan arah resultan vektor R terhadap arah vektor F

b. Metode Segitiga
- Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O
- Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F
- Hubungkan titik tangkap O dengan ujung vektor F2 , lukisan garis penghubung tersebut merupakan 
   resultan vektor F1 dan F2 atau R = F+ F2
Sudut menunjukkan arah resultan vektor R terhadap arah vektor F1
 
 


c. Metode Poligon

a. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O.
b. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1.
c. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2.
d. Hubungkan titik tangkap di titik O dengan ujung vektor F3.
f.  Lukisan garis penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F3 
    merupakan vektor resultan F1, F2, dan F3 atau R = F1 + F2 + F3.

 


 2. Menggambar Pengurangan Vektor 
     Selisih antara dua vektor V1 dan V2 ( R = V1 -V2 ) sama dengan menentukan jumlah antara vektor  V
       dan vektor -V2 atau R = V1 + ( -V2)
     dua vektor V1 dan V2 akan dicari selisihnya 
 
 

 
  Resultan penjumlahan R = V1 + (–V2) digambar dengan metode jajargenjang.


Menentukan Besar Resultan Vektor
Besar resultan vektor dapat kita tentukan dengan metode grafis dan metode analitis
a. Metode Grafis
    1) Arah acuan vektor ditentukan berdasarkan arah sumbu-x positif. Sudut vektor bernilai positif diukur 
        berlawanan arah putaran jarum jam dan bernilai negatif diukur searah putaran jarum jam.

  
     2) Panjang vektor dilukiskan dengan menggunakan skala panjang yang sesuai. Misalnya, untuk vektor
        gaya yang nilainya 10 N dilukis dengan panjang 1 cm sehingga untuk vektor gaya 20 N harus dilukis
        dengan panjang 2 cm. Adapun sudut arah vektor dapat diukur dengan busur derajat.
    3) Vektor resultan dapat dilukiskan dengan metode jajargenjang, metode segitiga, atau metode poligon.
    4) Panjang vektor resultan diukur dengan mistar dan arah vektor resultan terhadap sumbu-x positif diukur
        dengan busur derajat.

 b. Metode Analitis
    
 
 karena OC = R, OA = V1 dan AC = V2
 
 

Menetukan Arah Resultan Vektor 





 


Penguraian Vektor

1.  Menentukan Komponen-Komponen Vektor Jika Diketahui Besar dan Arahnya
 





2.  Menentukan Besar dan Arah Sebuah Vektor Jika Diketahui Komponen Vektornya
     Menentukan besar vektor dengan menjumlahkan komponen vektor  (1) dan (2)
 



Menentukan arah vektor dengan membagi komponen vektor (2) dengan (1)



Comments

Popular posts from this blog

PEMBUKTIAN RUMUS ENERGI KINETIK

Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi energinya tetap kekal. Secara umum energy dapat dibedakan dalam berbagai bentuk yaitu energy potensial, energy kinetic, energy kalor, energy cahaya, energy nuklir dan energy murni. Energi potensial adalah energy yang dimiliki benda karena keadaan atau kedudukannya. Energi potensial ini meliputi energy potensial gravitasi, energy potensial elastis, energy potensial kimia, energy potensial nuklir, dan energy potensial listrik. Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah, sebagai contoh, air danau dipegunungan atau air didalam waduk yang tinggi. Jika air tersebut diberi kesempatan untuk jatuh (terjun), maka air tersebut dapat memutar turbin. Sedangkan energy potensial elastic dimiliki oleh suatu benda karena dalam keadaan diregangkan atau dimampatkan, sebagai contoh, busur panah yang berada dalam keadaan d

Pembahasan Soal UN Fisika SMA 2019 Nomor 1-5

Soal ini menerapkan pengaturan angka penting (AP) pada hasil pengukuran menggunakan jangka sorong hasil pengukuran dengan jangka sorong dapat dirumuskan dimana SU adalah hasil pengukuran pada skala utama jangka sorong...SN adalah hasil pengukuran pada skala nonius jangka sorong, dan KA adalah ketelitian jangka sorong..pada soal diatas, ketelitian jangka sorongnya adalah 0,1 mm = 0,01 cm. SU merupakan angka pada skala utama sebelum angka 0 SN SN merupakan angka pada skala nonius yang berimpit (membentuk garis lurus) dengan angka pada SU Hasil Pengukuran Panjang SU = 1,8 cm SN = 2 (0,01) cm = 0,02 cm Panjang = 1,82 cm (3 AP) Hasil Pengukuran Lebar SU = 0,4 cm SN = 6 (0,01) cm = 0,06 cm Panjang = 0,46 cm (2 AP) Hasil Pengukuran Tinggi SU = 1,3 cm SN = 5 (0,01) cm = 0,05 cm Panjang = 1,35 cm (3 AP)  , hasil pengukuran mengikuti aturan angka penting, harus memiliki jumlah angka penting yang sama dengan jumlah angka penting yang paling sedikit. jadi jawabannya ad